Terbaik News

Terbaik News merupakan berita berita yang lagi hot slot setiap harinya

Uncategorized

Bagaimana Anak Muda Memilih Capresnya?

Ungkapan George Orwell dalam novelnya, “Animal Farm,” sungguh relevan dalam konteks politik masa kini, terutama dalam proses pemilihan pemimpin. Anak muda, sebagai pemilih terbanyak dalam Pilpres 2024, memiliki peran penting dalam menentukan arah politik negara. Namun, mereka juga berhadapan dengan tantangan dan pertanyaan yang kompleks dalam proses memilih pemimpin yang tepat.

Pendekatan media sosial menjadi strategi utama dalam kampanye politik saat ini, mengingat anak muda cenderung mengandalkan media sosial sebagai sumber utama informasi. Survei menunjukkan bahwa media sosial menjadi platform yang dominan bagi anak muda dalam mendapatkan berita dan menyampaikan pendapat. Namun, hal ini juga menimbulkan kekhawatiran akan potensi manipulasi informasi dan pembentukan opini yang tidak seimbang.

Pertanyaan pun muncul: bagaimana cara anak muda memilih presiden pada Pilpres 2024? Apakah mereka hanya memilih berdasarkan program-program yang disampaikan, dinamika politik yang terjadi di media online dan sosial, atau sekadar berdasarkan preferensi pribadi? Apakah mereka aktif mengikuti debat Pilpres atau hanya mengandalkan kesan subjektif?

Ini menjadi penting karena keputusan pemilihan mereka akan berdampak pada masa depan negara. Mungkin perlu edukasi dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai proses politik dan kepentingan nasional untuk memastikan bahwa setiap suara anak muda merupakan suara yang cerdas dan bertanggung jawab. Dengan demikian, anak muda dapat memainkan peran yang konstruktif dalam membangun masa depan bangsa.

Baca Juga : Ganjar: Seringkali Rakyat Sakit Hati, Diberi Amanah tapi Berkhianat

Memiliki Alasan

Survei dari CSIS mengungkapkan bahwa pemilih muda memiliki preferensi khusus dalam memilih pemimpin, dengan fokus pada karakter dan kualitas kepemimpinan. Mereka menyoroti kriteria seperti kejujuran, kesederhanaan, ketegasan, prestasi kinerja, dan pengalaman memimpin. Selain itu, isu-isu sosial dan politik yang dianggap penting oleh pemilih muda juga mencakup kesejahteraan masyarakat, lapangan kerja, pemberantasan korupsi, demokrasi, kebebasan sipil, kesehatan, dan lingkungan hidup.

Dari hasil survei ini, terlihat bahwa pemilih muda pada Pilpres 2024 perlu melakukan riset yang mendalam tentang calon presiden (capres) yang akan mereka pilih. Mereka tidak bisa hanya mengandalkan kesan subjektif atau emosional dalam memilih, melainkan harus memahami secara konkret mengenai isu-isu penting, karakter pemimpin, dan kemampuan serta kompetensi capres.

Jika pemilih muda tidak melakukan riset yang memadai, ada risiko bahwa keputusan mereka dalam memilih pemimpin dapat menjadi bumerang. Dalam konteks ini, “bumerang” merujuk pada konsekuensi negatif atau dampak yang tidak diinginkan dari keputusan tersebut. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh George Orwell dalam novelnya, di mana kekuasaan yang tidak diawasi dengan baik dapat berujung pada tirani dan penyalahgunaan kekuasaan.

Dengan demikian, pemilih muda perlu menyadari tanggung jawab mereka dalam memilih pemimpin, serta pentingnya melakukan riset yang mendalam dan kritis untuk memastikan bahwa keputusan mereka didasarkan pada pemahaman yang baik tentang karakter, kualitas kepemimpinan, dan visi politik calon presiden.

Menjadi Cambuk

Dalam Animal Farm hewan-hewan yang dipimpin oleh babi dikisahkan melakukan pemberontakan melawan manusia yakni si pemilik peternakan. Hewan-hewan yang dikomandoi babi bernama Napoleon dan Snowball itu sepakat bahwa hewan-hewan selama ini tertindas dan diperbudak oleh manusia. Singkatnya, Napoleon membuat semacam visi-misi menuju kemerdekaan peternakan. Hal ini didukung oleh semua hewan seperti kelinci, burung gagak, angsa, dan lain-lainnya.

Namun, dukungan itu tak seperti apa yang hewan-hewan bayangkan. Setelah ‘merdeka’ dari manusia, peternakan berhasil dikuasai dan dipimpin oleh Si Babi Napoleon dan anjing-anjing sebagai wakil atau tangan kanannya. Kemudian para pemimpin yang berkuasa itu mabuk dengan pangan yang melimpah dan serba tercukupi. Mereka bisa tidur nyenyak dengan perut kenyang di sebuah rumah mewah bekas pemilik peternakan (seorang manusia).

Sementara banyak binatang lain termasuk yang masih muda, yang dulu adalah pendukung babi dan anjing itu, tetaplah kelaparan setelah bekerja. Mereka tidur di atas jerami, minum dari kolam peternakan, dan pada musim dingin mereka menderita karena kedinginan. Lalu pada musim panas, mereka diganggu lalat.

Tentu saja cerita George Orwell ini bukan untuk menyamakan kondisi pemilih muda pada gelaran Pilpres 2024. Tetapi, bisa menggambarkan ‘bumerang’ yang bisa didapatkan oleh seorang pemilih dan apa yang terjadi pada pemimpin setelah berkuasa.

Nahasnya, dalam Animal Farm hewan-hewan lain tak bisa memberontak karena memang babi dan anjing sejak awal dianggap yang paling pintar di antara hewan lain. Mereka membaca banyak buku dan memimpin strategi dalam pemberontakan melawan manusia. Gambaran ini pun seolah menjadi cambuk bagi pemilih muda pada Pilpres 2024 untuk tidak mengalami yang demikian.

Pemilih muda seperti disentil oleh George Orwell, bahwa untuk memilih pemimpin tidak bisa hanya menerima visi-misi atau program secara sepihak saja, melainkan harus bisa menganalisis, membaca, dan terus mempertimbangkan kompetensinya. Novel Orwell seakan-akan memberi peringatan bahwa pemimpin yang dipilih karena membela kaum sebangsa, justru bisa beralih menjadi semena-mena dan menindas sepuasnya.

Tapi, lagi-lagi, kisah dalam Animal Farm memang tidak bisa disamakan dengan pemilih muda pada Pilpres 2024. Sebab, mereka adalah hewan-hewan yang bisa dibodohi, sedangkan pemilih muda pada Pilpres 2024 adalah generasi masa depan bangsa yang akan menakhodai bonus demografi pada 2045. Jadi, bagaimana cara anak muda memilih capres pada gelaran Pilpres 2024 kali ini? Rasa-rasanya Anda sebagai anak muda bisa mulai menjawabnya.

Sumber : DetikNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *