Terbaik News

Terbaik News merupakan berita berita yang lagi hot slot setiap harinya

Uncategorized

Lengkap! Profil Anies Baswedan

Pemilihan umum dan pemilihan presiden (pilpres) 2024 tinggal menunggu hitungan hari. Tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dengan beragam latar belakang pendidikan dan jalur karier akan bertarung di pilpres 2024.

Tiga paslon capres yang akan bertarung di pilpres adalah Anies Baswedan yang akan berpasangan dengan Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto menggandeng Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo dengan Mahfud MD.

Berikut profil lengkap masing-masing capres dan cawapres:

1. Anies Baswedan

Anies Baswedan, seorang akademisi, aktivis, dan politikus Indonesia, telah resmi muncul sebagai calon presiden (capres) untuk pemilihan presiden (pilpres) 2024 setelah dicalonkan oleh Partai Nasional Demokrat (Nasdem) pada 3 Oktober 2022. Anies akan maju sebagai capres dengan dukungan dari Partai Nasional Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dukungan dari PKB beralih ke Anies setelah Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, diumumkan sebagai calon wakil presiden pada awal September 2023.

Latar Belakang Keluarga

Anies Baswedan, yang kini berusia 55 tahun, lahir pada 7 Mei 1969 di Kuningan, Jawa Barat. Ayahnya, Rasyid Baswedan, adalah seorang Dosen Fakultas Ekonomi di Universitas Islam Indonesia. Ibunya, Prof. Dr. Hj. Aliyah Rasyid Baswedan, M. Pd., adalah seorang dosen dan guru besar emeritus di Universitas Negeri Yogyakarta. Anies juga merupakan cucu dari H. Abdurrahman Baswedan, seorang pahlawan nasional yang dikenal sebagai nasionalis, jurnalis, pejuang Kemerdekaan Indonesia, diplomat, mubaligh, dan sastrawan Indonesia.

Pendidikan

Meskipun Anies Baswedan lahir di Kuningan, Jawa Barat, sejak kecil, ia telah tinggal di Yogyakarta mengikuti Ibunya. Perjalanan pendidikan Anies dimulai sejak usia lima tahun di Taman Kanak-Kanak Syuhada. Pada enam tahun, ia melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Dasar di SD Negeri Percobaan 2 di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Anies terus mengejar pendidikannya di Yogyakarta, melanjutkan ke SMP Negeri 5 Yogyakarta dan SMA Negeri 2 Yogyakarta. Saat di SMA, ia juga aktif dalam organisasi dan kepelatihan. Pada tahun 1987, Anies terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar Indonesia-Amerika Serikat (AS), AFS, dan tinggal selama setahun di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat.

Setelah kembali ke Indonesia, Anies melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada 1989. Selama kuliah, ia aktif berorganisasi dan terlibat dalam Himpunan Mahasiswa. Anies pernah menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa di Fakultas Ekonomi pada 1992, membantu lahirnya kembali Senat Mahasiswa setelah dibekukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ia juga menjadi pelopor terbentuknya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai lembaga eksekutif, serta mempromosikan senat sebagai lembaga legislatif yang disahkan kongres pada 1993.

Anies melanjutkan pendidikan S2 dengan mengambil studi Master of Public Management di Universitas Maryland, Amerika Serikat pada 1998. Pendidikan S3nya kemudian ia tempuh di Northen Illinois University, Amerika, pada tahun 2004.

Baca Juga : Visi Misi 3 Capres untuk Bidang Pendidikan

Perjalanan Karir

Sejak lulus S1 Anies sudah mulai menapaki perjalanan karir-nya sebagai peneliti hingga kini mencalonkan diri sebagai Capres. Berikut Track Record-nya.

1. Peneliti Pusat Antar Universitas Ekonomi Universitas Gadjah Mada

Setelah menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1), Anies sempat memiliki karir sebagai peneliti dan koordinator proyek di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi UGM.

2. Manajer Riset IPC, Inc. Chicago

Karir berikutnya berlanjut menjadi manajer riser di IPC, Inc. Chicago yang merupakan sebuah asosiasi perusahaan elektronik sedunia. Pekerjaan itu diambil oleh Anies setelah menyelesaikan studi doktor pada 2004 silam lantaran tidak memiliki biaya untuk kembali ke Indonesia.

3. Kemitraan Untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan

Anies juga pernah bergabung dengan Kemitraan untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan sebuah lembaga non-profit yang fokus pada reformasi birokrasi di berbagai wilayah di Indonesia dengan menekan kerjasama antara pemerintah dengan sektor sipil.

4. Direktur Riset Indonesian Institute Center

Selanjutnya, Anies pernah menjadi Direktur Riset The Indonesian Institute yang merupakan lembaga penelitian kebijakan publik yang didirikan pada bulan Oktober 2004 oleh beberapa aktivis dan intelektual muda yang dinamis.

5. Rektor Universitas Paramadina

Berlanjut pada 2007, Anies melanjutkan karirnya sebagai Rektor di Universitas Paramadina. Waktu itu Anies berusia 38 tahun dan tercatat menjadi rektor termuda.

Saat kepemimpinan Beliau menjadi rektor, Anies mencanangkan sebuah beasiswa bernama Paramadina Fellowship yang meliputi biaya kuliah, buku serta biaya hidup.

6. Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar

Pada pertengahan 2009, Anies mencetuskan yayasan Indonesia Mengajar. Gerakan ini merupakan tindak lanjut dari inisiasi pak Koes mengenai sebuah program bernama Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM), yang bertujuan untuk mengisi kekurangan guru SMA di daerah, khususnya luar Jawa.

Di bawah naungan Anies sebagai Ketua Yayasan, Indonesia Mengajar berhasil menarik 1.383 pendaftar dari seluruh Indonesia pada 2010. Angkatan kedua setahun setelah berhasil menarik pendaftar tiga kali lipat. Sampai saat ini, Indonesia Mengajar telah mengirimkan lebih dari seribu generasi muda terpilih untuk menjadi Pengajar Muda yang ditempatkan di 134 desa di 38 kabupaten.

7. Peserta Konvensi Capres Partai Demokrat

Awal mula Anies memasuki karir politik, tepatnya pada 27 Agustus 2013 lalu Anies dipanggil untuk mengikuti konvensi Demokrat. Undangan tersebut berisi ikhtiar untuk ikut melunasi janji Kemerdekaan.

Anies juga terlibat dalam beberapa debat bernegara Konvensi Partai Demokrat. Debat perdana di Medan, kemudian di Palembang dan Bandung.

8. Penggagas Turun Tangan

Pada tahun yang sama, Anies juga mendirikan Gerakan Turun Tangan yang mengajak semua orang terlibat dalam melunasi janji kemerdekaan dan mengajak semua orang turut terlibat dalam mengurus negeri ini dengan mendorong mengelola pemerintahan. Gerakan ini berhasil mengumpulkan sebanyak 35.00 lebih relawan.

Gerakan ini juga menjadi pendorong agar kampanye dilakukan secara sehat tanpa adanya kampanye hitam. Misalnya dilakukan oleh Turun Tangan wilayah Bandung yang mengajak para capres dan cawapres melakukan kampanye sehat di Pilpres tahun 2014.

9. Juru Bicara & Deputi Kantor Transisi Jokowi-Jusuf Kalla

Masih di tahun yang sama, Anies sempat menjadi juru bicara untuk pilihan presiden Pasangan Jokowi dan Jusuf Kala. Setelah itu, Anies juga pernah menjadi Deputi Kantor Transisi pasangan yang sama.

10. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Pada 27 Oktober 2014, Anies Baswedan ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di dalam kabinetnya. Selama menjadi Mendikbud, Anies memberikan beberapa gebrakan, seperti:

  • Menunda pelaksanaan Kurikulum 2013, tetapi mengembalikan pada Kurikulum 2006 serta menerapkan kurikulum 2013 pada jumlah sekolah yang terbatas
  • Mengubah Ujian Nasional bukan hanya sebagai ukuran kelulusan, tetapi sebagai pemetaan pemerataan kualitas pendidikan daerah
  • Program Uji Kompetensi guru dan Sertifikasi Guru untuk meningkatkan kompetensi seorang guru
  • Membentuk direktorat Keayahbundaan untuk memperkuat peran orang tua dalam mendidik anak
  • Menghapus masa orientasi sekolah menjadi Pengenalan Lingkungan Sekolah dari pihak sekolah
  • Mengangkat direktur Jenderal Kebudayaan berasal dari Non PNS secara terbuka
  • Mengangkat Mantan Jaksa KPK dan Kabiro Hukum KPK sebagai Staf Ahli Bidang Regulasi Pendidikan dan Kebudayaan.

11. Gubernur DKI Jakarta

Pada 2017 silam, Anies mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta menggandeng Sandiaga Uno yang merupakan seorang pengusaha dan politikus Partai Gerindra sebagai wakilnya.

Anies dan Sandi unggul dengan perolehan suara 57,96%. Anies Sandiaga dilantik pada tanggal 16 Oktober 2017 di Istana Merdeka, Jakarta.

Setelah resmi menjadi Gubernur DKI Jakarta, Anies membuat beberapa kebijakan diantaranya: DP Nol, Proyek Reklamasi, Stadion Internasional Jakarta, Penerapan program sumber daya air untuk pengendalian banjir, hingga Penanganan Covid-19.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *